Jumat, 25 November 2011

Komponen-Komponen Kondisi Fisik

A. Macam-macam Komponen Kondisi Fisik

Kodisi fisik adalah satu kesatuan utuh dari komponen-komponen yang tidak dapat dipisahkan begitu saja, baik peningkatan maupun pemeliharaannya. Artinya bahwa di dalam usaha peningkatan kondisi fisik maka seluruh komponen tersebut harus dikembangkan, walaupun disana-sini dilakukan dengan system prioritas sesuai keadaan atau status tiap komponen itu dan untuk keperluan apa keadaan atau status yang dibutuhkan tersebut. Hal ini akan semakin jelas bila kita sampai pada masalah status kondisi fisik (Sajoto. 1990: 16). Adapun kebugaran fisik dapat di artikan sebagai kemampuan untuk berfungsi secara efektif sepanjang hari pada saat melakukan aktifitas, biasanya pada saat kita melakukan kegiatan lain, masih memiliki sisa energi yang cukup untuk menangani tekanan tambahan atau keadaan darurat yang mungkin timbul

Sepuluh komponen kondisi fisik masing-masing adalah sebagai berikut: 

  • Kekuatan (strength), adalah komponen kondisi fisik seseorang tentang kemampuannya dalam mempergunakan otot untuk menerima beban sewaktu bekerja.
  • Daya tahan (endurance), dalam hal ini dikenal dua macam daya tahan, yakni: a). Daya tahan umum (general endurance) adalaah kemampuan seseorang dalam mempergunakan system jantung dan peredaran darahnya secara efektif dan efesien untuk menjalankan kerja secara terus menerus, yang melibatkan kontraksi sejumlah otot-otot dengan intensitas tinggi dalm waktu cukup lama. b.) daya tahan otot (local endurance) adalah kemampun seseorang dalm mempergunakan otonya untuk berkntraksi secra terus-menerus dalam waktu yang relative lama dengan beban tertentu.
  • Daya ledak (muscular power) adalah kemampuna seseorang untuk mempergunakan kekuatan maksismum yang dikerahkan dalam waktu yang sependek-pendeknya. Dalam hal ini, dapat dinyatakan bahwa daya ledak  (Power) sama dengan kekuatan (force) x kecepatan (felocity). Seperti dalam lompat tinggi, tolak peluru serta gerak lain yang berseifat ekslkosive.
  • Kecepatan (speed) adalah kemampuan sseorang untk mengerjakan gerakan bereinambungan dalam bentukk ynag sama dalam waktu sesingkat-singkatnya seperti dalam lari cepat, puulan dalam tinju, balap sepeda, panahan dan lain-lain. Dalam hal ini ada kecepatan  gerak  dan kecepatan explosive.
  • Daya lentur (flexsibility) adalah efektifitas seseorang dalam menyesuaikan diri untuk segala aktifitas dengan penguluran tubuh yang luas. Hal ini akan ssangat mudah ditandai dengan tingka fleksibilits persendian pada seluruh tubuh.
  • Kelincahan (agility) adalah kemampuan seseorang untuk merubah posisi diarena tertentu. Seseorang yang mapau merubah satu posisi yang berbeda dalm kecepatan tinggi deng  koordinasi yng baik, berarti kelincahannya cukup baik.
  • Koordinasi (coordianation) adalah kemampun seseorang mengintegrasikan bermacam-macam gerakan yang berbeda kedalam pola geraan tungal secra efektif. Misalnya dalam bermain tenni, seorang pemain akan keliahatan mempunyai koordinasi yang naik bila ia dapat bergerak kearah bola samil mengayun raket, kemudian memukulnya dengan teknik yang benar.
  • Keseimbangan (balance) adalah kemampun seseorang mengendalikan organ-organ saraf otot, seperti dalam handstand atau dalam mencapai keseimbangan sewaktu seseorang sedang berjalan kemudian terganggu (misalnya tergelincir dan lain-lain). Dibidang olehraga banyak hal yang harus dilakukan atlit dalam masalah keseimbangan ini, baik dalam menghilangkan  ataupun mempertahankan keseimbangan.Ketepatan (accuracy) . adalah seseorang yuntuk mengendalikan gerak-gerak bebas terhadap suatu sasaran. Sasaran ini dapat merupakan suatu jaraka aatu mungkin suatu obyek langsung yang harus dikenai dengan salah s atu bagian tubuh.
  • Reaksi (reaction) ada;lah kemampna seseorang untuk segera bertindak secepatnya dalam menanggapi rangsangan yang ditumbulkan lewat indra, saraf atau filling lainnya. Seperti  dalam mengantisipasi daytangnya bola yang aharis  ditangkap dan lain-lain.
B. Status Kondisi Fisik

Setelah mengetahui komponen-komponen dari kondisi fisik yang merupakan satu kesatuan yang utuh, maka yang perlu diketahui selanjutnya  adalah bagaimana seorang atlet dapat diketahui status atau keadaan kondisi fisiknya pada suatu saat.

Beberapa Macam Tes Kondisi Fisik:

    Tes Kekuatan Otot


Tes ini untuk mengetahui kemampuan kekuatan otot seseorang. Ada dua bentuk tes yang dimaksud, masing-masing adalah:

1.1.  Tes laboraturium dengan mempergunakan alat-alat seperti dynamometer, electromigrafie dan tensiometer. Yang mudah didapat dan mudah dipergunakan adalah dynamometer. Hand and grip dynamometer adalah alat untuk mengukur dorong dan tarik lengan, serta kekuatan genggam tangan. Sedangkan leg and back dynamometer adalah alat untuk mengukur kekuatan otot-otot paha dan pinggang.

1.2.  Tes lapangan atau performance test.

Tes ini untuk mengetahui secara langsung mengetahui dan kemampuan kekuatan serta daya tahan otot seseorang. Salah satu tes tersebut adalah “Navi Standart Physical Fitnes Test”. Otot yang diukur adalah lengan, paha dan perut.

    Tes Daya Tahan (endurance)

Tes ini untuk mengetahui kemampuan cardio vasculair sistem didalam mengelola O2 dalam tubuh yang dipergunakan pada waktu kerja berat. Kemampuan ini dikenal dengan simbol VO2 max, atau disebut sebagai Maximal Aerobic Power dengan satuan yang dipakai adalah liter permenit per berat badan, disingkat dengan cc/kg/BB/men.

2.1. Tes laboratorium dengan mempergunakan alat-alat seperti Ergocycle and treadmill.

2.2. Tes lapangan atau performance test, seperti Harvard Step Tes, dan lari 12 menit (Aerobic Test). Sekarang dikenal tes lari 15 menit dari Alan D. Roberts.

    Tes Daya Ledak (Muscular Power)

Tes ini untuk mengukur kemampuan daya ledak otot tertentu; sampai saat ini penyusun hanya mengetahui tes daya ledak kaki yang menggunakan metode dan standart dai Alan D. Robert dan Margaria-Kalamestair Test.

    Tes Kecepatan ( Speed)

Tes ini untuk mengukur kecepatan seseorang dalam bergerak. Tes kecepatan bergerak dengan  lari cepat 40 Yard lurus kedepan dari Alan D. Roberts.

    Tes Daya Tahan Lentur ( Flexibility)


5.1. Tes di laboratorium dengan mempergunakan alat-alat seperti goneometer fleksometer atau elektrogonoimeter.

5.2. Tes di lapangan dengan penggaris, pada umumnya untuk mengukur kelenturan sendi-sendi dalam tubuh seperti tes untuk mengukur:

5.2.1. Daya lentur punggung kedepan dan kebelakang.

5.2.2  Daya lentur (renggang) dri selangkang.

5.2.3  Daya lentur sendi horizontaldan vertikal

5.2.4. Daya lentur pergelangan kaki ke arah punggungdan telapak kaki.

    Tes Kelincahan (agility)

Tes ini digunakan untuk mengukur kelincahan seseorang dalam merubah arah. Tes yang sangat sederhana adalah Shuttle-Run, sedang yang lebih kompleks adalah Dodging-Run. Selanjutnya tentang tes yang lain seperti untuk memgukur koordinasi, keseimbangan, ketepatan dan reaksi, pada dasarnya dilaksanakan dalam tes kemampuan langsung, sesuai dengan karakteristik cabang olahraga yang berhubungan.

Dengan alat-alat tes  maupun tes lapangan, barulah kemudian dapat diketahui status seseorang pada waktu itu apakah dalam keadaan baik, sedang atau kurang, baik secara  keseluruhan maupun secara komponen masing-masing. Berdasarkan keadaan  tersebut barulah seseorang dapat menyusun program latihan fisik untuk jangka waktuyang ditentukan, sesuai status yang diperlukan.

Sumber: wordpress.com

 
Design by Derio Hendrabayu